Harits Hibatullah
3 min readFeb 18, 2024

Gambar dari : https://fineartamerica.com/shop/posters/zarathustra

Ungkapan Nietzsche "Tuhan telah mati dan kita telah membunuhnya" merupakan bagian dari kritiknya terhadap agama yang ia anggap sebagai bentuk alienasi manusia dari dirinya sendiri. Menurut Nietzsche, agama telah membuat manusia tunduk pada otoritas Tuhan yang tidak nyata dan mengorbankan kebebasan dan kreativitasnya. Agama juga telah menciptakan moralitas yang bersifat universal dan absolut, yang menekan kehendak dan kekuatan manusia. Dengan demikian, agama telah menghalangi manusia untuk mencapai potensi tertingginya sebagai manusia unggul atau Übermensch.

Nietzsche melihat bahwa di zaman modern, manusia telah mulai menyadari ketidakberadaan Tuhan dan ketidakabsahan moralitas agama. Manusia telah membunuh Tuhan dengan cara menolak otoritas-Nya dan mencari kebenaran sendiri. Hal ini terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan sosial yang menawarkan penjelasan rasional dan empiris tentang dunia dan manusia. Manusia juga telah menunjukkan kemampuan untuk mengubah dunia sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

Namun, Nietzsche juga menyadari bahwa kematian Tuhan tidak serta merta membawa kebahagiaan bagi manusia. Sebaliknya, kematian Tuhan menimbulkan krisis eksistensial yang mendalam, yang disebut nihilisme. Nihilisme adalah kondisi di mana manusia kehilangan segala nilai dan makna hidup, dan merasa hampa dan putus asa. Nihilisme juga berbahaya karena dapat memunculkan fanatisme, dogmatisme, dan totalitarisme, yang mencoba untuk mengisi kekosongan dengan ideologi-ideologi palsu.

Untuk mengatasi nihilisme, Nietzsche mengajak manusia untuk menciptakan nilai-nilai baru yang sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas mereka, tanpa tergantung pada Tuhan atau doktrin apapun. Nietzsche juga mengusulkan konsep Übermensch, yaitu manusia yang mampu mengatasi nihilisme dan mencapai kebebasan dan tanggung jawab penuh atas hidupnya. Übermensch adalah manusia yang berani untuk mengikuti kehendak dan kekuatannya sendiri, tanpa peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Übermensch juga adalah manusia yang menghargai kehidupan, tubuh, dan keberagaman manusia.

Ungkapan Nietzsche "Tuhan telah mati dan kita telah membunuhnya" memiliki korelasi dengan kondisi masyarakat beragama di zaman sekarang. Di satu sisi, kita dapat melihat bahwa agama masih memiliki peran penting dalam kehidupan banyak orang. Agama memberikan sumber inspirasi, motivasi, dan konsolasi bagi orang-orang yang menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Agama juga memberikan pedoman moral dan etika bagi orang-orang yang ingin hidup baik dan benar. Agama juga menjadi sarana untuk membangun komunitas dan solidaritas sosial di tengah masyarakat yang semakin heterogen dan kompleks.

Di sisi lain, kita juga dapat melihat bahwa agama menghadapi berbagai tantangan dan kritik di zaman sekarang. Agama sering dianggap sebagai sumber konflik, kekerasan, dan diskriminasi antara kelompok-kelompok yang berbeda. Agama juga sering dianggap sebagai hal yang tidak rasional, tidak ilmiah, dan tidak relevan dengan perkembangan zaman. Agama juga sering dianggap sebagai hal yang menghambat kemajuan, kreativitas, dan kebebasan manusia. Agama juga sering dianggap sebagai hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme.

Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa ungkapan Nietzsche "Tuhan telah mati dan kita telah membunuhnya" masih relevan untuk merefleksikan kondisi masyarakat beragama di zaman sekarang. Ungkapan ini mengajak kita untuk berpikir secara kritis dan kreatif tentang peran dan makna agama dalam kehidupan manusia. Ungkapan ini juga mengajak kita untuk berpikir secara kritis dan kreatif tentang nilai-nilai dan makna hidup yang kita anut. Ungkapan ini juga mengajak kita untuk berpikir secara kritis dan kreatif tentang cara-cara untuk mengatasi krisis eksistensial yang mungkin kita alami. Ungkapan ini juga mengajak kita untuk berpikir secara kritis dan kreatif tentang potensi-potensi yang kita miliki sebagai manusia.

Harits Hibatullah
Harits Hibatullah

Written by Harits Hibatullah

Tulisanku murni dari apa yang aku pikirkan.

No responses yet